by: Asfa Widiyanto
Ketika seorang teman mengajukan pertanyaan seperti itu, saya pun jadi bingung. Maka kemudian saya menyempatkan diri untuk silaturahim dan bertanya sana sini sinu.
Karena sekarang lagi di desa,saya cuma bisa tanya pada dukun bayi. Beliau berfatwa, "Sejauh ini saya belum melihat perbedaan yang mendasar antara ketiga paham yg digembar-gembor- gemburkan itu. Ketiga istilah itu, sejauh pemahaman saya, tidak berasal dari rumpun yang sama. Penunjukkan ketiga term itu juga menurut saya belum jelas. Pernyataan saya ini juga tidak jelas, dan hanya bertujuan membuat semangkin tidak jelas sesuatu yang kurang jelas".
"Paham jualan capres itu (dan label terhadap program jualan capres) kadang kurang tegas dan pilah substansinya. Apa ini karena tipologi sendiri kadang tumpang tindih dan berselingkuh sana sini. namun kalau pun toh tipologi itu terbiasa tumpang tindih, seharusnya orang yg menggagas dan memberi label pada sebuah pemikiran lebih hati-hati, sehingga isinya juga relatif lebih terarah dan jelas."
Dalam beberapa hal saya lebih menemukan kearifan dalam fatwa bzw. pernyataan dukun bayi daripada pernyataan sementara lembaga. Mungkin karena dia berpikir secara lebih independen dan setia pada idealismenya, pada kaedah berpikir yang sahih. Sedangkan sementara lembaga ini kadang terkesan menggadaikan idealismenya demi menghamba pada “kepentingan politik” tertentu. Dengan kata lain, dari satu sisi, bisa dikatakan mereka ini kaum merdeka dan terpelajar namun dengan "mentalitas budak".
Salam,
Widi (bakal-bakal capres)
“Kalau bangsa ini ingin tetap terjaga “kesatuan” (vidhi, sanskerta) dan bergerak secara progresif dengan berdasar pada “pengetahuan dan kearifan” (vidya, sanskerta), maka pilihlah saya” (Pernyataan ini tidak logis, kontradiktif, tidak pada tempatnya, tarkesan (arogan dan) narsis. Kalau saya memang arif mengapa harus mengaku-aku dan menunjuk-nunjukkan diri sebagai orang yang arif, dan mengapa pula harus mengklaim sebagai satu-satunya orang yang bisa membawa bangsa pada kemajuan berdasar pengetahuan dan kearifan).
14 years ago
No comments:
Post a Comment