Tuesday 31 March 2009

Celotehan tentang Filosof dan Sebangsanya

by: Asfa Widiyanto

Filosof adalah semacam label bzw. ungkapan yang dialamatkan pada orang yang mau berpikir secara mendalam (radikal) terhadap „yang ada“ (being) dan yang „mungkin ada“ (possible being) (kata Immanuel Kant, „fenomena“ (phenomenon) dan „nomena“ (nomenon)).
Sekedar flashback, dalam sejarahnya, ambil contoh pada zaman Yunani beberapa abad sebelum masehi, para filosof sangat setia kepada apa yang diyakininya sebagai output cara berpikir yang sehat dan sahih. Dikisahkan, Socrates sampai „memilih“ meminum racun ketimbang harus mencabut buah pemikirannya yang tertelurkan dari alur berpikir yang dianggap sahih, secara dia melihat bahwa penguasa yang mengancamnya tidak bisa menawarkan argumen yang lebih memadai. Dalam setting intelektual dan sosio-politis semacam itulah kemudian sekumpulan filosof memunculkan wacana “seyogyanya kepala negara adalah filosof“.

Pendapat ini dinilai sementara orang adalah naif, secara menafikan kenyataan bahwa orang idealis pun kalau bersinggungan dengan kekuasaan akan cenderung tiran. Tapi gerombolan filosof pun punya argumentasi sendiri, antara lain, setidaknya makhluk idealis yang setia pada cara berpikir yang sahih dibutuhkan dalam pemerintahan, dan orang seperti ini kadar kemungkinannya dan „reception“-nya pada tirani, relatif lebih kecil daripada orang yang kurang idealis.

Salah satu buah pemikiran yang terlahirkan pada masa Yunani adalah „demokrasi“, „republik“ dan „akademi“ (yang kemudian diturunkan menjadi "Akademi Fantasi Indonesia"--)).
Dalam "kaca mata" dan „contact lens“ sementara filosof (emang filosof ada yang memakai contact lens juga, kemayu), „tidak memilih“ pada hakekatnya adalah „memilih“, „tanpa pilihan“ pada dasarnya adalah „pilihan“, "tanpa syarat" itu adalah "syarat", "tanpa embel-embel" itu adalah juga "embel-embel" dan seterusnya.

Dari satu sisi, „maqam“ para filosof di atas jelas lain dengan „maqam“ orang yang diultimatum saja akhirnya mencabut emailnya dari peredaran atawa menghapus foto dari beberapa obyek yang menarik seperti seonggok makhluk tidur di kursi dan sebangsanya. Padahal itu dari satu sisi maha karya bzw. karya seni yg bernilai tinggi-)) (Di haribaan "makhluk nan terhormat" ini hak berbicara dan berpendapatnya (redefreiheit bzw. meinungsfreiheit) seakan tumpul-))).

8 comments:

  1. "Dari satu sisi, „maqam“ para filosof di atas jelas lain dg „maqam“ orang yang diultimatum saja akhirnya mencabut emailnya dari peredaran atawa menghapus foto dari beberapa obyek yang menarik seperti seonggok makhluk tidur di kursi dan sebangsanya (padahal itu dari satu sisi maha karya bzw. karya seni yg bernilai tinggi.-))

    Karena filsafat bukan segala-galanya,...
    -bebek pinggir kali-

    ReplyDelete
  2. du hast volkomm recht. danke sehr für den kommentar.

    ReplyDelete
  3. danke pada ike, bang oman, riva, anni dan yang sebangsanya yang telah menginspirasikan munculnya daripada blog ini.

    ReplyDelete
  4. people can touch others in many ways, though you don't realize which part..and the same thing as some of it could be interpreted differently for every unique-human. Me personally, it's a good start.I'll say keep writing!

    **just my two cents (halah=))**
    ps. ini wordpress nya deutsch mode ya, kurang nyaman untuk yg kurang mengerti jerman-.-

    ReplyDelete
  5. -bebek pinggir kali-1 April 2009 at 16:23

    sekedar komen kecil dr orang yang lagi ngantuk dan kekenyangan, tantangan terbesar dr memelihara blog adl bgm spy terus dan terus menulis...bukan hanya skdr menunggu bisul meletus .:)), krn menulis adl suatu proses metakognisi yang tidak semua orang mau dan mampu melakukannya, itulah salah satu sebab saya memutuskan untuk membenamkan dalam dalam blog saya dalam kubangan sejarah hidup...In brief: Congrats, mabruk

    ReplyDelete
  6. makasih riv dan den ayune bebek. ini tulisan sampingan dan hiburan hehe. kalau nulis artikel ilmiyah or disertasi kan harus penuh konsentrasi, walaupun itu fun juga.

    ReplyDelete
  7. makasih riv. sarannya, inshaallah nanti saya ubah ke inggris, yang lebih familiar.

    ReplyDelete
  8. komen tambahan utk den ayune bebek, yang akhirnya menenggelamkan blognya ke sungai. emang menulis itu butuh beberapa prasyarat. makanya alangkah indahnya kalau kt hargai pendapat orang lain, termasuk tulisannya. met lanjutkan berenang,jangan lupa bawa anduk heheh

    ReplyDelete