Wednesday 13 May 2009

Presiden Negeri Tercinta Itu

by: Asfa Widiyanto

Menurut penerawangan seorang dukun bayi, "Presiden Indonesia itu namanya harus mengandung "Su". Coba liat saja, presiden pertama Sukarno, kedua Suharto, ketiga Habibie (lho yang ini kok ndak ada "Su"-nya....ada aja, Habibie itukan dari bahasa Arab, kalau diterjemahkan ke bahasa jawa jadi Sutrisno. Oya, nama lengkap Habibi itu kan Baharuddin Yusuf Habibie, walau "Su"di "Yusuf" itu kurang dominan, antara lain karena bukan di awal kata), keempat Abdurrahman Wahid (lho yg ini juga tidak ada "Su"-nya....ada aja, Wahid itu kan kalau diterjemahkan ke bahasa Jawa jadi "Suiji"...bentuk penyangatan (ism al-ta´kid) dari "siji", yang berati satu). Megawati juga ada "Su"-nya, kan nama lengkap beliau adalah Megawati Sukarno Putri, dan kata sementara pengamat beliau jadi presiden karena faktor "Sukarno putri"-nya. Presiden kelima juga ada "su"-nya, yakni Susilo Bambang Yudhoyono, seseorang yang dijuluki sebagai "militer yang sipilis"."

Tetangganya, seorang dukun pijat keluaran Ucla (Universitas Claten) tidak mau kalah. "Menurut hemat saya, belajar dari sejarah yang ada, nama presiden Indonesia itu idealnya ada vocal "o"-nya. Makanya Gus Dur dan Habibie "tidak betah", hanya mampir sebentar, cuma mampir minum. Itu antara lain karena tidak siap secara batin atawa "maqam"nya kurang cocok untuk itu. Oya, saya setuju dengan pendapatmu tadi wahai sobatku dukun bayi, bahwa Megawati itu jadi presiden antara lain karena unsur "Sukarno Putri" nya. Lebih tepatnya vokal "o" di Sukarno Putri. Vokal "i" di Megawati itu dari satu sisi adalah kurang kuat (untuk tidak mengatakan lemah)."

Tetangganya, seorang tukang ojek, yang turut menyaksikan perdebatan itu pun urun rembug. "Kalian itu pada ngawur. Itu semua hanya pelintiran dan upaya "mempleset-plesetkan". Istilah Jawa-nya "otak atik gathuk". Tapi tidak apa, kalian lumayan "kreatif" walau agak naif dan mengada-ada sih. Dalam beberapa hal sama "kreatif" dan terkesan “mengada-ada”-nya dengan orang yang bilang bahwa, "kalau negara ini mau dapat "petunjuk", maka harus rela dipimpin oleh orang yang bisa memberi "petunjuk". Sekali saya tegaskan, menurut hemat saya, semuanya adalah "otak atik gathuk", jadi jangan lantas "diimani" secara membabi buta."

2 comments:

  1. trims pada ike,riva,anni,mbakyu emi, mas kholis, bang oman dan sebangsanya yg turut inspirasikan tulisan ini.

    ReplyDelete
  2. setelah melihat hasil quick count pilpres, seorang bakul pindang berujar dengan "kemaki" dan "petitha-petithi": "Su" di Yusuf Kalla itu adalah kurang dominan, sehingga "maqam"nya kurang pas untuk jadi presiden". Melihat komentar ngawur itu tukang ojek pun berkata, "Hush, jangan ngawur!".

    ReplyDelete