Friday 24 April 2009

Bacaan yang “Indah” di Masa-masa “Indah” Itu (Juz 1)

by: Asfa Widiyanto

Membaca tulisan yang banyak beredar di dunia si maya tentang syura yang dilawan-lawankan dengan demokrasi, mengingatkan saya pada buku berjudul “Syura dan Demokrasi” (terjemahan dari karya berbahasa Arab "al-Shura la al-Dimukratiyya") yang sempat menarik perhatian saya saat masa-masa indah di kelas 3 SMP dulu. Buku (yang saya beli dengan menyisihkan uang jajan) itu sempat mengaduk-aduk perasaan saya, memunculkan rasa tidak puas yang relatif berlebihan pada pemerintah. Sempat terlintas di pikiran saya kala itu (terutama setelah membaca buku tentang Syura tadi, yang sayangnya buku saya tadi sudah tidak jelas rimbanya, padahal sampai dibela-belain tidak jajan beberapa hari-:)), bahwa sistem yang ada sekarang adalah sistem kufur, karena itu harus “dihancurkan” dan sebagainya.

Kala SMP itu, yang sering mampir, berkelebatan dan dibaca mata saya adalah buku-buku dan majalah-majalah yang disajikan dengan gaya bahasa yang khas, mudah dipahami, mudah dikunyah. “Bacaan ini membangkitkan ghirah islamiyyah” begitu kata sementara teman saya, kala itu. Kata sementara orang, dari satu sisi, yang disentuh dan dibidik oleh bacaan-bacaan seperti ini adalah “sentimen keberagamaan” atawa “emosi keberagamaan”, belum pada “kedewasaan dan kematangan beragama” alih-alih pada “ranah spiritualitas”. Harus digaris bawahi bahwa pernyataan sementara orang ini, juga belum tentu benar, karena terluncurkan dari manusia, makhluk yang “terbatas” itu.

Masa-masa indah itu kemudian dilanjutkan ketika masuk ke bangku SMA. Di sekolah ini (yang juga tak kalah indahnya) saya mulai dipertemukan, diperkenalkan, dihadapkan dan “diaduk-aduk” oleh warna bacaan lain yang relatif beragam, yang kadang relatif tidak mudah dikunyah, bahkan kadang saya perlu mengernyitkan dahi. Bacaan seperti ini kemudian pada gilirannya sempat memancing “intellectual curiosity” saya antara lain tentang apa sebenarnya kebenaran, apa itu keberagamaan, dan apa sebenarnya sisi positif dari keberagamaan, atau dengan kata lain manfaat keberagamaan bagi kemaslahatan manusia dan sebangsanya.

To be continued…(sabar ya, jangan ditarik-tarik kesimpulan dulu, anggap aja iklan numpang lewat-:)))

No comments:

Post a Comment