Saturday 18 April 2009

Pengandaian di "Alam Ghaib" Itu….

by: Asfa Widiyanto

Alkisah, terjadilah percakapan “virtual” nan „ghaib“ dan "imajiner" antara dua anak manusia, di pojok dunia antah berantah (ini adalah percakapan „virtual“ lagi „ghaib“ dan "imajiner". Bisa jadi pernah terjadi di dunia si maya, atawa semata pengandaian, atawa terjadi secara ghaib di dunia mimpi (karena kata para filsuf dan mistikus, kita bisa juga berkomunikasi dengan orang lain via mimpi)).

A: Jika pada satu titik waktu tertentu, semua laki-laki di muka bumi ini sudah menemukan jodohnya. Yang tersisa adalah orang yang kau benci sampai ke ubun-ubun itu (yang menurut penilaianmu, dia itu berpenampilan jadul lah, tidak gaul lah, tidak macho lah, tidak gentle lah, tidak empatik, tidak kreatif lah, tidak humoris lah, mbosenin lah dan seabrek "lah-lah" lainnya). Apa dirimu masih tidak mau juga untuk nikah dengan dia?
B: (sambil bersungut-sungut) kamu doakan yang jelek padaku ya. Tega nian.
A: sabar. Itu hanya pengandaian (bukan „andai-andai lumut“).
B: (menjawab secara reaktif, mungkin karena terlalu sering mengkonsumsi mie instant dan bacaan instant) mengandaikan itu kerjaannya setan! Itu kesesatan berpikir! (sebenarnya si A agak terharu juga melihat si B yang reaktif, dikit-dikit kerjaannya setan, bisikan setan. setan senantiasa dijadikan kambing hitam, tanpa mau berusaha introspeksi diri. si A berdoa semoga semuanya, tanpa kecuali, tertuntun ke arah kebaikan).

A: (hanya tertawa) kek kek kek. Secara logika, kita boleh mengandaikan.
B: Kalau gitu, saya mau nikah dengan pria beristeri yang isterinya mau meninggal (sssst...dia dah lupa dengan klaim heroik dan meletup-letupnya tadi bahwa "mengandaikan adalah kerjaannya setan").
A: (tertawa lagi) kek kek kek (belum nemu cara ketawa lain yang lebih bagus, makanya cuma kek kek kek, mungkin kebanyakan makan tokek. di sini dia batasi cuma tiga kali tertawanya, walau sebenarnya masih pingin tertawa, tapi ditahan aja, karena teringat pada petuah sahabat tercinta yang selalu ia dengarkan dengan penuh empatik, "alle gute dinge sind drei". Sengaja dia tidak tertawa pakai formula "ha ha ha" karena malu kalau ditertawain kucing karena terkesan standar banget, kurang kreatif. Dia juga merasa bahwa tertawa pakai formula "kuk kuk kuk" kedengaran kurang bagus dan kurang macho. Mau tertawa "kak kak kak" nanti dikira "blekok"atawa ayam mau kawin. "Kok kok kok", takut dikira ayam mau bertelur. "Kik kik kik", malu dikira tikus kena asma. capek deh. yang baca aja capek, apalagi yang nulis).
B: (dengan sewot) mengapa kamu cuma tertawa? ada apa gerangan?

A: Dari satu sisi kamu egois, dan ada terbersit di benakmu harapan yang kurang baik akan orang lain.
B: (menjawab dengan ketus) EGP.
A: Lalu mau dikemanakan bujangan yang bernasib kurang mujur tadi?
B: (dengan ketus) bukan urusan saya, mau ke laut kek, mau nyebur ke sungai kek, mau ke mana kek. Ngapain saya pikirin.
A: Dari satu sisi, kamu kurang adil. Kamu sudah mengambil pilihan yang kurang empatik.
B: (dengan sok tahu) EGP. Oya saya ada ide (dengan wajah berbinar-binar. kalau di film kartun atawa di komik mungkin muncul tanda tuing-tuing atau gambar lampu bolam), suruh aja bujangan itu untuk minta orang yang beristri lebih dari satu agar mau memberikan salah satu isterinya.

A: Kamu sudah ada sedikit kemajuan. Tapi coba dipikirkan. Jarang sekali orang yang mau menghibahkan isterinya pada orang lain. Dalam sejarah, adalah kaum Anshar yang sampai rela menghibahkan salah satu istri mereka untuk kaum Muhajirin. Tapi ada baiknya juga, kamu dah berpikir positif pada orang lain, bahwa ada yang sangat ikhlas seperti halnya para sahabat Nabi tersebut. Itu salah satu yang bisa dijadikan alternatif. Tapi ada juga alternatif lain.
B: (dengan menggeser tempat duduknya, karena ngebet ingin tahu, seperti halnya wartawan infotainment yang ngebet dapat berita heboh) apa itu?
A: Kita doakan saja semoga muncul pasangan hidup untukmu dan semoga juga bujangan tersebut dikaruniai jodoh. Kita harus sadar bahwa Tuhan itu mengatasi logika, tidak tunduk pada hukum logika (beyond the logic). Selalu saja, ada pengecualian dan keajaiban. Lagian itu cuma pengandaian, ngapain kamu pikirin terlalu serius sampai bersungut-sungut tadi, padahal kamu bukan jangkrik (makhluk yang juga dirahmati Allah itu). Pengandaian itu „ada“ dalam angan-angan, namun tidak mesti „ada“ dalam kenyataan.
B: Apa maksudnya "ada" dalam angan-angan?

A: Sabar coy! nanti inshaallah saya terangkan dalam kesempatan lain. kamu masih terkesan terlalu gegabah dan terburu-buru dalam memahami dan memaknai realitas. (Dalam dunia sufi, dikisahkan ada seorang murid yang disarankan gurunya untuk menjadi pengemis lagi tiga tahun, karena dilihatnya sang murid ini masih tinggi egonya, sok tahu, dan di dalam hatinya masih terbersit rasa bahwa "saya lebih saleh dan lebih bersih dari makhluk lain". Namun karena cerita ini tidak terjadi di dunia tasawuf, dan hubungan dua anak manusia tadi bukanlah relasi guru-murid, maka dengan menyesal sedalam-dalamnya ceritanya di buat seperti ini saja. Harap diketahui bahwa si B tidak bayar SPP, dan si B juga tidak baiat pada si A, maka si B bukanlah murid si A).

(Sekedar bocoran cerita mendatang, si B ini akhirnya secara tak terduga menyatakan siap menikah dengan bujangan tadi (ini agak buram dan diburamkan, karena pengaruh bacaan instant, atawa karena ketulusan hati, atawa si B dah melakukan perenungan lain di luar jalur yang lazim, cuma si B dan penulis sendiri yang paham. pembaca mohon jangan protes, kalau ada yang dirahasiakan (mau tahu aja ini pembaca, layaknya wartawan infotainment -)). Selang beberapa waktu, mereka berdua pun menikah. Mungkin karena ketulusan hati si B, akhirnya si "mantan bujangan kurang beruntung" itu pun berubah seperti yang diidamkan semula oleh si B. Padahal si B sudah lupa akan kriteria suami idamannya. Begitu juga si "mantan bujangan kurang beruntung" itu pun menerima si B dengan tulus, sehingga lambat laun si B berubah menjadi wanita yang diidamkannya. Sekedar catatan, bahwa si "mantan bujangan" ini sekalipun dulu mendapat hadiah segudang atribut jelek, namun tetap bermimpi mendapat isteri yang nyaris sempurna. Ini mungkin karena kurang sering ngaca, terlalu pede, atawa terlalu optimis akan anugerah Tuhan yang tak terduga. Melihat happy ending pasangan ini, si A pun tak kuasa menahan rasa harunya hingga menitikkan air matanya).

("Ceritanya tidak seru!" "Penulisnya tidak kreatif!" "Ending-nya niru cerita joko kendil!", begitu protes sebagian pembaca. Melihat penulisnya diprotes para pembaca, si A, si B dan "mantan bujangan" pun tertawa kek kek kek (tertawanya seragam karena dipandu oleh si A). "Syukurin, emang enak dikerjain. Tadi kamu ngerjain kita kita", begitu ujar mereka).

4 comments:

  1. trims pada ki mantos al-qurtubi,mas kholis,bang oman,noorhaidi hasan,didin, anwar syarifuddin,mujib,den baguse cipto, aris, pak taufiq, kang tomi, riva,ike,evi,anni,mbakyu emi dan sebangsanya(kasihan juga sbenarnya pada saudara2 saya tercinta tadi,kok sempat-sempatnya menjadi inspirasi lahirnya tulisan ngalor ngidul dan asal njeplak ini).

    ReplyDelete
  2. bebek pinggir kali19 April 2009 at 10:40

    huh, cerita ra mutu, persis roman picisan yang pasaran...

    ReplyDelete
  3. bener, den ayune bebek. du hast vollkomm recht.makasih atas komennya.kalau tertarik cerita lanjutannya, tunggu aja. sabar ya.

    ReplyDelete
  4. makasih jg pada mas rokhis,pak sumaryono dan nurul yg tlh inspirasikan munculnya tulisan ini

    ReplyDelete